Halaman

Sabtu, 27 November 2010

Mobil Sangar untuk Sang Presiden

Jakarta - Kehadirannya memang tidak banyak diketahui orang, namun perusahaan Kanada telah berhasil menciptakan sebuah kendaraan ultra mewah SUV berlapis baja.

Mobil ini tentunya tidak akan memenuhi syarat untuk penggunaan sehari-hari. Tapi bila untuk atlet profesional, pejabat pemerintah dan kepala perusahaan atau bahkan kepala negara, tentu bakal menjadi kendaraan yang sempurna.

Seperti dilansir Topspeed, Rabu (5/5/2010) Conquest Knight XV pertama kali diperkenalkan saat SEMA 2008 lalu, dan sejak itu, penyempurnaan dilakukan hingga sekarang telah memiliki fitur keamanan dan kenyamanan yang berlimpah.

Pada model terbarunya ini, beberapa piranti elektronik sudah mulai disematkan seperti televisi layar datar hasil modifikasi, TracVision satelit system, serta electrostatic window tinting system.

Urusan kenyamanan, ruang kabin juga dibenahi dengan pengaplikasian aluminium billet buatan tangan, stir dan shifter dari kulit, serta pembungkus jok berbahan ultra suede.

Perusahaan juga telah mengupgrade sistem keamanan terbaru dengan teknologi tingkat tinggi, serta platform pilihan untuk XV Knight, termasuk Oxygen survival kit.

Fitur keamanan lainnya seperti under vehicle magnetic attachment detection system, multiple armoring levels, under vehicle blast protection system, dan sebuah kotak hitam.

Dan ternyata masih ada paket optional lainnya yang bisa didapatkan konsumen seperti turbocharger, commercial grade multilink air ride suspension system, serta sistem rem 12 kaliper.

Dan Anda mau tau harga untuk model terbarunya ini? Conquest Knight XV dibanderol seharga US$ 489.000 atau sekitar Rp 4 miliar lebih. Cocok untuk menggantikan Mercy S 600 Guardnya yang dipakai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)?
(Sumber) Read More..

Peringkat Kota Sehat di Indonesia

Jakarta, Kementerian Kesehatan kini memiliki data tentang kota dengan peringkat kesehatan tertinggi dan terburuk di Indonesia. Apa saja kota-kota yang paling sehat dan paling buruk?Untuk memeringkat kota tersehat dan terburuk ini, Kementerian Kesehatan membuat 24 indikator kesehatan yang digunakan untuk menilai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di tiap kota dan kabupaten.Dengan menggunakan data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007-2008, penilaian kota sehat kali ini menggunakan rumusan IPKM yang baru ada tahun 2010.Sebelumnya data kesehatan masih bersifat menyeluruh dan belum ada data rinci tiap kota dan kabupaten. Dengan adanya IPKM ini memudahkan pemerintah pusat untuk mengalokasikan dana kesehatan tiap kota atau kabupaten berdasarkan peringkat kesehatannya."Semakin jelek peringkat kesehatan kotanya, maka dana yang diberikan akan semakin besar," kata Dr dr Trihono, M,Sc., Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemkes RI, dalam acara temu media di Gedung Kemkes, Jakarta, Jumat (26/11/2010).Menurut Dr Trihono, penetapan peringkat kota dan kabupaten sehat ini akan dijadikan bahan untuk advokasi ke pemerintah daerah agar terpicu untuk menaikkan peringkatnya, sehingga sumber daya dan program kesehatan diprioritaskan.Penetapan peringkat ini didasarkan pada 24 indikator kesehatan, yaitu balita gizi buruk dan kurang, balita sangat pendek dan pendek, balita sangat kurus dan kurus, balita gemuk, diare, pnemonia, hipertensi, gangguan mental, asma, penyakut gigi dan mulut, disabilitas, cedera, penyakit sendi, ISPA, perilaku cuci tangan, merokok tiap hari, air bersih, sanitasi, persalinan oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan neonatal 1, imunisasi lengkap, penimbangan balita, ratio dokter per Puskesmas dan ratio bidan per desa."Meski kesehatan berhubungan erat dengan kemiskinan, tetapi belum tentu kota yang miskin tingkat kesehatannya buruk dan sebaliknya belum tentu kota kaya kesehatannya selalu baik," jelas Prof Purnawan Junadi, Guru Besar FKM UI.Beberapa contoh kota kabupaten yang miskin tapi dengan peringkat kesehatan baik misalnya adalah Bitung dan Sorong, sedangkan kota non-miskin namun bermasalah dalam kesehatan contohnya adalah Jakarta Pusat dan Jakarta Utara."Hal ini biasanya terjadi karena kebanyakan kota kabupaten dengan tingkat perekonomian yang baik terlalu mengejar sektor kuratif (pengobatan). Mereka lebih memikirkan membangun rumah sakit dan dokter spesialis, tetapi tidak memikirkan hal-hal sederhana seperti usaha pencegahan dan bidan-bidan yang lebih akrab dengan masyarakat," jelas Prof Pur lebih lanjut.Dari 440 kabupaten dan kota berdasarkan Riskesdas 2007, diperoleh peringkat masing-masing kota dan kabupaten dengan tingkat kesehatan terbaik hingga terburuk.Kota Magelang merupakan kota dengan peringkat paling tinggi atau kota paling sehat, sedangkan Pengunungan Bintang merupakan kabupaten dengan indikator kesehatan paling buruk di seluruh Indonesia.

Peringkat 10 teratas kota dan kabupaten dengan nilai indikator kesehatan paling tinggi atau kota paling sehat:

1. Kota Magelang (Jateng)
2. Gianyar (Bali)
3. Kota Salatiga (Jateng)
4. Kota Yogyakarta 5. Bantul (Yogyakarta)
6. Sukoharjo (Jateng)
7. Sleman (Yogyakarta)
8. Balikpapan (Kaltim)
9. Kota Denpasar (Bali)
10. Kota Madiun (Jatim)

Peringkat 10 terbawah kota dan kabupaten dengan nilai indikator kesehatan paling buruk adalah:
1. Mappi (Papua)
2. Asmat (Papua)
3. Seram Bagian Timur (Maluku)
4. Yahukimo (Papua)
5. Nias Selatan (Sumut)
6. Paniai (Papua)
7. Manggarai (NTT)
8. Puncak Jaya (Papua)
9. Gayo Iues (Aceh)
10. Pegunungan Bintang (Papua)
(Sumber) Read More..